Oleh :
Rusli MS Harahap dan Aswandi*
ABSTRAK
Pinus merkusii Jungh et de Vriese strain Tapanuli dan Kerinci
relatif sedikit menjadi obyek penelitian dan pengembangan sehingga penanaman dan
pengusahaannya tidak semaju tusam strain Aceh. Penebangan liar dan kurangnya
usaha-usaha pelestarian dan pembangunan hutan tanaman mengakibatkan populasi
alami tusam Tapanuli dan Kerinci semakin menipis. Oleh karena itu diperlukan
strategi pengembangan yang tepat melalui percepatan pembangunan hutan tanaman
dan konservasi genetik secara in situ maupun eks-situ untuk mengurangi laju
penipisan kekayaan genetik. Dukungan litbang
terutama teknologi perbenihan tusam sangat diperlukan terutama untuk
meningkatkan perkecambahan benih yang selama ini menjadi pembatas kegiatan
pengembangan dan konservasinya melalui pengamatan fenologi dan ekologi, sifat
dasar kayu, pengaruh hutan, silvikultur, dan sosek masyarakat. Fenomena
pertumbuhan permudaan tusam pada tempat-tempat terbuka pada populasi alaminya
dapat dijadikan sebagai strategi konservasi in-situ terutama untuk mendorong
pertumbuhan permudaan alam pada populasi alaminya.
Kata kunci : tusam, strain Tapanuli, strain Kerinci,
konservasi, benih, litbang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar